Didalam kitab Haqoiqul Haqoiq diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya :"Saya hanya mempunyai seorang anak, kini ia hilang tenggelam kedasar laut, saya percaya dengan penuh keyakinan bahwa Syekh bisa mengembalikan lagi anak saya dan menghidupkan kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini saya mohon pertolongannya. Mendengar keluhan dan permohonan perempuan itu Syekh berkata : "Sekarang juga pulanglah dan anakmu sekarang sudah berada dirumahmu". Perempuan itu pulang dengan tergesa-gesa, setibanya dirumah, anaknya itu tidak ada.
Sementara itu segera ia menghadap lagi kepada Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya itu tidak ada dirumahnya. Syekh berkata :"Sekarang anakmu sudah berada dirumahmu, sebaiknya kamu segera pulang". Perasaan rindu pada anaknya menggebu-gebu, namun setibanya dirumah anaknya belum juga ada. Dengan penug keyakinan ia tidak merasa putus asa datang lagi menghadap Syekh sambil menangis menjerit-jerit mohon supaya anaknya itu hidup lagi.
Sejenak kemudian Syekh menundukkan kepalanya dan tegak kembali sambil berkata :"Sekarang tidak salah lagi, pasti anakmu saat ini juga sudah berada dirumah". Dengan penuh harap ia pulang menuju rumahnya, dan setibanya dirumah ternyata anaknya dengan selamat hidup kembali berkat karomah Syekh Abdul Qodir. Menghadapi peristiwa ini Syekh Abdul Qodir bermunajat mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sambil menumpahkan isi hatinya :"Sungguh saya merasa malu Ya Alloh, oleh seorang perempuan sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya, apa latar belakangnya dan apa pula hikmah dari segala rahasia keterlambatan ini?" Alloh menjawab: "Semua ucapan dan janjimu kepada perempuan itu, kesemuanya itu benar tidak salah. Dan untuk diketahui pada waktu pertama kamu mengatakan pada perempuan itu bahwa anaknya sumah berada di rumah, waktu itu malaikat baru mengumpulkan tulang belulangnya yang berserakan, dan untuk perkataan dan janjimu yang keduakalinya, juga tidak salah, karena waktu itu seluruh anggota tubuhnya baru utuh kembali dan dihidupkan, dan ketigakalinya pada waktu perempuan itu tiba dirumahnya sianak itu baru diangkat dari dasar laut dan dikembalikan kerumahnya."
Kemudian Syekh mengadu lagi pada Tuhan :" Ya Alloh, Engkau menciptakan makhluk penghuni dunia yang berlimpah ruah banyaknya dan beraneka ragam jenisnya, hal itu sangat mudah bagiMu hanya sekilas lintas dan sepatah kata sata sudah terwujud, demikian pula halnya pada waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang Mahsyar hanya dalam tempo yang singkat sudah berkumpul, dibandingkan dengan hanya seorang anak yang saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup makam waktu yang lama, apa pula hikmahnya Ya Alloh?
Ketika itu Alloh bersabda :"Wahai Abdul Qodir! Kamu jangan merasa sakit hati, sekarang kamu silakan minta pasti
Kuberi". Dengan spont an Syekh merebahkan kepalanya bersujud syukur sambil berkata :"Engkau Khaliq pencipta semua makhluq dan saya makhluk yang diciptakan olehMu, semuanya juga pemberianMu, rasa syukur yang tiada terhingga saya ucapkan atas segala anugerahMu, yang kuterima". Lalu Alloh memberi hadiah kehormatan kepada Syekh dan bersabda :"Barang siapa melihatmu pada hari Jum'at, ia akan Ku-jadikan wali, dan kalau kamu melihat ketanah tentu akan jadi emas". Syekh berkata lagi :"Ya Alloh semua anugerah pemberianMU itu rasanya kurang bermanfaat bagiku, saya mohon karunia-Mu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia setelah saya meninggal dunia". Alloh bersabda : "Namamu dibuat seperti nama-Ku pada imbalan pahalanya, barang siapa yang menyebut namamu, pahalanya sama dengan orang yang menyebut namaKU".
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا *** وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Selasa, 28 September 2010
MANQOBH KEEMPAT BELAS : ORANG YANG MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA SYEKH ABDUL QODIR AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA
Diriwayatkan oleh guru-guru yang telah mendapat kehormatan, barang siapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan tidak berwudhu, Alloh akan menyempitkan rezeqinya. Dan barang siapa yang bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh Abdul Qodir, harus segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut orang yang menantang dan dikhawatirkan akan menerima kutukan (kewalat).
Barang siapa yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah kepada Syekg Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Alloh.
Barang siapa yang membaca fatihah berhadiah kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut akan diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan akhirat.
Barang siapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau, Alloh akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu baginya serta akan di lebur dosanya.
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا *** وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Barang siapa yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah kepada Syekg Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Alloh.
Barang siapa yang membaca fatihah berhadiah kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut akan diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan akhirat.
Barang siapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau, Alloh akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu baginya serta akan di lebur dosanya.
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا *** وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Senin, 20 September 2010
13. MANQOBAH KETIGA BELAS; KERUSAKAN ORANG-ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL QODIR TANPA BERWUDHU
Dalam kitab Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pada waktu pertama kali beliau menerima pangkat kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah Alloh, yakni sifat Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu namanya menjadi sangat sakti. Kesaktiannya telah terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut nama beliau dengan tidak punya wudhu, akan putus lehernya.
Pada waktu berjumpa dengan Rosululloh SAW., Rosul berpesan:"Wahai Abdul Qodir! Sikap perilakumu itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Alloh dan namamu, mereka tidak bersifat sopan". Setelah menerima amanat beliau saat itu juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan.
Banyak ulama Baghdad yang menghadap Syekh Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan merasa iba terhadap mereka. Syekh Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal ini bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang isinya:"Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan".
Para alim ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qodir itu sangat sakti karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Pada waktu berjumpa dengan Rosululloh SAW., Rosul berpesan:"Wahai Abdul Qodir! Sikap perilakumu itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Alloh dan namamu, mereka tidak bersifat sopan". Setelah menerima amanat beliau saat itu juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan.
Banyak ulama Baghdad yang menghadap Syekh Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan merasa iba terhadap mereka. Syekh Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal ini bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang isinya:"Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan".
Para alim ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qodir itu sangat sakti karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Sabtu, 18 September 2010
12. MANQOBAH KEDUA BELAS; PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL QODIR
Diriwayatkan dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii Manaqibi As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa periode keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak ada seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan menginjak pundak para waliyulloh.
Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Isfahan ia menolak isi dari pengumuman itu, dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya. Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Isfahan ia menolak isi dari pengumuman itu, dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya. Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
12. MANQOBAH KEDUA BELAS; PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL QODIR
Diriwayatkan dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii Manaqibi As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa periode keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak ada seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan menginjak pundak para waliyulloh.
Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Isfahan ia menolak isi dari pengumuman itu, dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya. Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Isfahan ia menolak isi dari pengumuman itu, dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya. Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Jumat, 17 September 2010
11. MANQOBAH KESEBELAS ; TELAPAK KAKI NABI MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK SYEKH ABDUL QODIR PADA MALAM MI'RAJ
Syekh Rosyidin Al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'raj, malaikat datang menghadap Rosululloh SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq itu bercahaya laksana bulan, dan paku kasut telapak kakinya bersinar seperti sinar bintang.
Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosululloh SAW. bertanya " Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk kutunggangi?" Buroq berunjuk sembah,"Tidak, demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga, jangan menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya." Rosululloh SAW. menjawab "baik, permintaanmu akan kukabulkan ". Buroq masih mengajukan permohonannya "YaRosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari kiamat". Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosululloh SAW. Karena gejolak rasa gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq itu menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan memerlukan tangga.
Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani mengulurkan pundaknya sambil berkata :"Silakan pundakku diinjak untuk dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu mengantarkan telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi buroq. Di saat itu Rosululloh SAW. bersabda : "Telapak kakiku menginjak pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyulloh.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosululloh SAW. bertanya " Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk kutunggangi?" Buroq berunjuk sembah,"Tidak, demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga, jangan menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya." Rosululloh SAW. menjawab "baik, permintaanmu akan kukabulkan ". Buroq masih mengajukan permohonannya "YaRosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari kiamat". Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosululloh SAW. Karena gejolak rasa gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq itu menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan memerlukan tangga.
Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani mengulurkan pundaknya sambil berkata :"Silakan pundakku diinjak untuk dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu mengantarkan telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi buroq. Di saat itu Rosululloh SAW. bersabda : "Telapak kakiku menginjak pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyulloh.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wa amiddana bi asrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Kamis, 16 September 2010
10. MANQOBAH KESEPULUH ; PARA ULAMA BAGHDAD BERKUMPUL DI MADROSAH SYEKH ABDUL QODIR DENGAN MEMBAWA MASALAH YANG BERBEDA
Syekh Abu Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul masing-masing membawa berbagai masalah untuk menguji Syekh, lalu beliau menundukkan kepalanya, maka tampaklah oleh mereka cahaya laksana kilat keluar dari dada beliau. Kemudian cahaya itu menghampiri dada tiap para ulama tadi, spontan mereka menjadi gemetar kebingungan dan nafas mereka naik turun, lalu mereka berteriak dengan teriakan yang sama,baju yang mereka pakai mereka robek-robek sendiri, demikian pula sorban yang mereka pakai, mereka lemparkan sendiri, lalu mereka mendekati kursi Syekh dan di pegangnya kaki beliau, lalu masing-masing bergiliran meletakkan kaki Syekh di atas kepala mereka.
Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wamiddana biasrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.
Allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana wamiddana biasrorihi fii kulli waqtiu wamakaan.
Jumat, 03 September 2010
9. MANQOBAH KESEMBILAN; SYEKH ABDUL QODIR UNTUK PERTAMA KALINYA MEMBERIKAN CERAMAH PENGAJIAN DI HADAPAN PARA ULAMA BAGHDAD
Dalam kitab Bahjatul Asror diterangkan bahwa pada hari selasa tanggal enam bulan Syawal tahun 521 Hijriyah menjelang waktu dzuhur, saya melihat kedatangan Rosululloh SAW. kata Syekh Abdul Qodir lalu beliau bersabda kepadaku : "Wahai anakku, mengapa kamu tidak segera memberikan pengajian pada jama'ah pengajian itu?" Lalu Syekh Abdul Qodir mengemukakan alasannya :"Ya Rosulalloh, bagaimana saya bisa memberikan pengajian, sebagaimana diketahui bahwa saya ini orang ajam, sedangkan mereka para Alim Ulama Baghdad yang akan kuhadapi, mereka sangat fasih berbahasa Arab". "Coba buka mulutmu!" sabda Rosululloh SAW. yang ditujukan kepadaku. Lalu saat itu pula saya membuka mulut, kemudian diludahinya mulutku tujuh kali oleh Rosululloh SAW., sabda beliau : "Mulai sekarang, silakan kamu mengajar, ajaklah mereka menuju Tuhanmu dengan jalan hikmat dan kebijaksanaan, berikan nasihat dengan tuntunan dan tutur kata yang baik." Setelah itu beliau menghilang dari pandanganku. Setelah kejadian itu lalu aku melaksanakan sholat Dzuhur.
Tidak berapa lama kemudian saya melihat orang-orang berdatangan dari beberapa arah, mereka berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi kejadian ini saya menjadi gugup, badan terasa menggigil, dapu menggeletar gigi gemeretak, hatiku berdebar-debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan tidak bisa berbicara. Menghadapi kebingungan ini tiba-tiba terlihat Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku sambil bertanya "Mengapa kamu tidak segera memulai pengajian?" Dengan penuh khidmat saya menjawab "Saya menjadi kaku dan gugup, tidak bisa berbicara menghadapi orang banyak". Lalu beliau menyuruh padaku untuk membuka mulut.
Setelah mulutku dibuka agak ternganga, lalu diludahinya enam kali. Saya bertanya kepada beliau "Mengapa tidak tujuh kali ?" Beliau memjawab " Karena menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya yakni Rosululloh SAW. Setelah itu beliau menghilang lagi dari pandanganku.
Sejurus kemudian badanku menjadi tidak kaku dan hatiku terasa lapang, tidak ada sesuatu apapun yang mengganjal, lalu saat itu pula pengajian dibuka dan dimulai dengan lancarnya.
Pada pengajian pertama itu saya mulai memberikan nasihat dengan pendahuluan pembahasan sebagai berikut. Ghowwasul fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril ma'arifi faastakhrijuhaa ilas sahilis shodri fayunaadi 'alaiha simsarut turjumanil lisani watasytari binafaisi husnit tho'ati fi buyutin adzinallohu anturfa'a.
Pola pikirku diibaratkan para penyelam, menyelam ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara ma'rifat, setelah kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi pantai lautan dada, lalu para pialang melalui para penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan mereka membeli dengan nilai ketaatan, kdtapwaan yang baik.
Firman Alloh dalam Al-Qur'an: Pelita itu dalam rumah-rumah (mesjid) yang sudah diijinkan Alloh menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah itu serta bertasbih didalamnya pagi dan petang. (Q.S : An-Nur :36)
Tidak berapa lama kemudian saya melihat orang-orang berdatangan dari beberapa arah, mereka berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi kejadian ini saya menjadi gugup, badan terasa menggigil, dapu menggeletar gigi gemeretak, hatiku berdebar-debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan tidak bisa berbicara. Menghadapi kebingungan ini tiba-tiba terlihat Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku sambil bertanya "Mengapa kamu tidak segera memulai pengajian?" Dengan penuh khidmat saya menjawab "Saya menjadi kaku dan gugup, tidak bisa berbicara menghadapi orang banyak". Lalu beliau menyuruh padaku untuk membuka mulut.
Setelah mulutku dibuka agak ternganga, lalu diludahinya enam kali. Saya bertanya kepada beliau "Mengapa tidak tujuh kali ?" Beliau memjawab " Karena menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya yakni Rosululloh SAW. Setelah itu beliau menghilang lagi dari pandanganku.
Sejurus kemudian badanku menjadi tidak kaku dan hatiku terasa lapang, tidak ada sesuatu apapun yang mengganjal, lalu saat itu pula pengajian dibuka dan dimulai dengan lancarnya.
Pada pengajian pertama itu saya mulai memberikan nasihat dengan pendahuluan pembahasan sebagai berikut. Ghowwasul fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril ma'arifi faastakhrijuhaa ilas sahilis shodri fayunaadi 'alaiha simsarut turjumanil lisani watasytari binafaisi husnit tho'ati fi buyutin adzinallohu anturfa'a.
Pola pikirku diibaratkan para penyelam, menyelam ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara ma'rifat, setelah kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi pantai lautan dada, lalu para pialang melalui para penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan mereka membeli dengan nilai ketaatan, kdtapwaan yang baik.
Firman Alloh dalam Al-Qur'an: Pelita itu dalam rumah-rumah (mesjid) yang sudah diijinkan Alloh menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah itu serta bertasbih didalamnya pagi dan petang. (Q.S : An-Nur :36)
Langganan:
Postingan (Atom)