Senin, 04 April 2011

37. MANQOBAH KETIGA PULUHTUJUH ; BERKAT DO'A SYEKH ABDUL QODIR SEORANG PEREMPUAN MEMPUNYAI TUJUH ANAK LAKI-LAKI

Dalam kitab Muntakhob Jawahiril
Qolaid diriwayatkan, ada seorang
perempuan datang menghadap
Syekh Abdul Qodir maksudnya ia
mohon do'a restu dan karomah
Syekh agar ia dikaruniai seorang
anak yang menjadi dambaan hati
buah pelerai lara. Lalu Syaikh
melihat tulisannya di Lauhil
Mahfudz, ternyata bagi
perempuan itu tidak ada tulisan
akan mempunyai anak. Disaat itu
pula Syekh berdo'a kepada Alloh
Yang Maha Berkuasa agar
perempuan itu diberi dua orang
anak. Selesai beliau berdo'a
terdengar sabda Alloh :
"Bukankah kamu sudah melihat di
Lauhil Mahfudz bahwa seorang
anakpun tidak ada tulisannya bagi
perempuan itu, dan sekarang
malah kamu minta dua orang
anak ? "
Syekh berkata lagi : "Saya
mohon tiga anak". Dikala itu
datang lagi sabda Alloh : "Kamu
sudah melihat di Lauhil Mahfudz
ia tidak ada lukisannya seorang
anakpun, kini kamu minta tiga
anak"
. Syekh berkata lagi "Ya Alloh
saya mohon empat orang anak".
Demikian seterusnya permohonan
Syekh bertambah meningkat
sampai pada permoho nan tujuh
orang anak. Pada waktu sampai
batas tujuh orang anak, datang
sabda Alloh "Sekarang sudah
cukup, jangan lebih dari tujuh,
dan permohonan itu Ku-terima".

Atas anugerah karunia itu lalu
beliau bersujud syukur kepada
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.


Kemudian Syekh mencomot
segumpal tanah, dan sedikit dari
tanah itu diberikan kepada
perempuan itu. Dengan
mengharap barokahnya lalu
perempuan itu membuat liontin
mata kalung dari tanah itu yang
dilapisi perak.


Beberapa hari kemudian
perempuan itu hamil, dan sampai
masa sembilan bulan ia
melahirkan bayi kembar siam
tujuh bayi laki-laki semuanya
dalam keadaan sehat dan selamat.


Kian hari bayi itu menjadi besar
dan meningkat menjadi anak-
anak dewasa. Beberapa tahun
kemudian, keyakinan perempuan
itu menjadi berubah.


Tercetus dalam bisikan hati
perempuan itu prasangka buruk
terhadap Syekh. Ia berkata sambil
memegang perhiasan liontin mata
kalung yang dipakai "Untuk apa
gunanya tanah ini tiap hari selalu
bergantung dibawah leherku,
sekarang aku sudah punya anak,
untuk apalagi kalung ini kupakai,
tidak ada gunanya". Seusai ia
berkata dalam hati nuraninya
dengan spontanitas ketujuh
anaknya itu mati.


Melihat kejadian yang tidak
terduga itu segera perempuan itu
berangkat menghadap Syekh
sambil menangis tersedu-sedu
dan bertobat mohon
ampunannya karena jauh
sebelumnya sudah berprasangka
buruk kepada Syekh.


Menerima pengaduan dan
keluhan itu, Syekh berkata
"Sekarang juga kamu cepat
pulang, dan apa yang menjadi
niat dan harapanmu itu akan
diterima juga nanti". Setibanya
dirumah dengan penuh cemas
ternyata anaknya yang sudah
mati, semuanya hidup kembali.


ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ
***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar