Diriwayatkan, dikota Baghdad ada
seorang wanita rupawan
wajahnya cantik dam manis
sedap dipandang mata. Sebelum
ia masuk jama'ah murid Syekh
Abdul Qodir, ada seorang lelaki
fasik, hidung belang, dan tuna
susila. Dia menaruh cinta
mengharap pada wanita itu,
namun cintanya tidak dibalas.
Cintanya bertepuk sebelah tangan.
Si lelaki jahat itu berusaha
mencari jalan untuk
melaksanakan niat jahatnya itu.
Pada suatu hari, wanita itu
berangkat menuju sebuah gua
pada suatu gunung untuk
berkholwat, beruzlah yakni
mengasingkan diri dengan tujuan
ibadah. Tidak diketahui
sebelumnya, bahwa ia sedan
diintai dan diikuti dari belakang
oleh silelaki perayu wanita itu.
Ketika wanita itu tiba dan akan
masuk kedalam gua, silelaki jahat
itu berusaha dengan sekuat
tenaga akan masuk kedalam gua
memperkosa kehormatan wanita
itu. Sebaliknya, sang wanita
berusaha menghindar dari nafsu
angkara purka kejahatan silelaki
itu sambil berteriak-teriak
memanggil-manggil nama Syekh
Abdul Qodir, "Ya Syekh Tsaqolein,
Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh
Abdul Qodir, tolonglah saya!"
demikian ratap wanita
bertawassul dan beristighotsah
minta pertolongan.
Dikala itu Syekh sedamg
mengambil air wudhu untuk
melaksanakan sholat dimadrosah,
lalu dilepas bakiaknya, sepasang
bakiak itu dipegang Syekh lalu
dilemparkan kearah gua dan
tepat sekali mengenai sasaran
kepala lelaki jahat itu. Dikala laki-
laki jahat itu akan melakukan
aksinya, bertubi-tubi sepasang
bakiak memukul, menampar laki-
laki itu dengan pukulan-pukulan
yang mematikan. Dan seketika itu
juga ia mati.
Sang wanita segera mengambil
sepasang bakiak milik Syekh,
gurunya. Kemudian ia
mengucapkan terimakasih atas
pertolongannya, lalu bakiak itu
diserahkan sambil melaporkan
peristiwa yang dialaminya kepada
Syekh dan juga kepada khalayak
yang mengerumuninya.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ
***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
Selasa, 22 Maret 2011
Jumat, 11 Maret 2011
32. MANQOBAH KETIGA PULUH DUA; SYEKH ABDUL QODIR BERBUKA PUASA DIRUMAH MURID-MURIDNYA PADA SATU WAKTU ZANG BERSAMAAN
Di riwayatkan pada suatu hari
dibulan Romadhon, Syekh Abdul
Qodir diundang berbuka puasa
oleh murid-muridnya sebanyak
tujuh puluh orang dirumahnya
masing-masing. Mereka
berkeinginan agar Syekh berbuka
puasa dirumahnya. Mereka tidak
mengetahui bahwa diantara
mereka masing-masing
mengundang Syekh untuk
berbuka puasa pada waktu yang
bersamaan.
Tiba waktunya berbuka puasa
bertepatan Syekh berbuka puasa
di rumah beliau, detik itu pula
rumah muridnya yang tujuhpuluh
orang itu masing-masing
dikunjunginya dan berbuka puasa
tepat dalam waktu yang
bersamaan.
Peristiwa ini dikota Baghdad
sudah masyhur terkenal
dikalangan masyarakat, dan
sudah menjadi bibir masyarakat
dalam setiap pembicaraan dan
pertemuan.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ
***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
dibulan Romadhon, Syekh Abdul
Qodir diundang berbuka puasa
oleh murid-muridnya sebanyak
tujuh puluh orang dirumahnya
masing-masing. Mereka
berkeinginan agar Syekh berbuka
puasa dirumahnya. Mereka tidak
mengetahui bahwa diantara
mereka masing-masing
mengundang Syekh untuk
berbuka puasa pada waktu yang
bersamaan.
Tiba waktunya berbuka puasa
bertepatan Syekh berbuka puasa
di rumah beliau, detik itu pula
rumah muridnya yang tujuhpuluh
orang itu masing-masing
dikunjunginya dan berbuka puasa
tepat dalam waktu yang
bersamaan.
Peristiwa ini dikota Baghdad
sudah masyhur terkenal
dikalangan masyarakat, dan
sudah menjadi bibir masyarakat
dalam setiap pembicaraan dan
pertemuan.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ
***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
Kamis, 10 Maret 2011
30. MANQOBAH KETIGA PULUH ; BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK GANGGUAN JIN DAN ORANG JAHAT
Syekh Jalal al-Bukhori
meriwayatkan, barangsiapa
diganggu/kemasukan jin supaya
dibacakan ketelinga orang itu
bacaan
ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ
ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ
"Ya hadhrotas Syaikh Quthubul
'alamiin Muhyiddin Abdul Qodir al-
Jailaniy", insya Alloh ia akan
sembuh. Dan barangsiapa merasa
takut dari gangguan orang jahat
atau musuh, maka ambil
segenggam tanah hitam dan baca
nama Syekh Abdul Qodir pada
tanah itu lalu sebarkan kearah
yang ditakuti, insya Alloh akan
terpelihara dari kejahatan.
Barang siapa yang mendapat
kesusahan hidup, lalu ia
bertawassul kepada Syekh Abdul
Qodir, Alloh akan mengganti
kesusahan dengan kesenangan,
dan kesulitan dengan
kemudahan.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
meriwayatkan, barangsiapa
diganggu/kemasukan jin supaya
dibacakan ketelinga orang itu
bacaan
ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ
ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ
"Ya hadhrotas Syaikh Quthubul
'alamiin Muhyiddin Abdul Qodir al-
Jailaniy", insya Alloh ia akan
sembuh. Dan barangsiapa merasa
takut dari gangguan orang jahat
atau musuh, maka ambil
segenggam tanah hitam dan baca
nama Syekh Abdul Qodir pada
tanah itu lalu sebarkan kearah
yang ditakuti, insya Alloh akan
terpelihara dari kejahatan.
Barang siapa yang mendapat
kesusahan hidup, lalu ia
bertawassul kepada Syekh Abdul
Qodir, Alloh akan mengganti
kesusahan dengan kesenangan,
dan kesulitan dengan
kemudahan.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
31. MANQOBAH KETIGA PULUH SATU ; SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN MENCIUM TANGAN BELIAU
Pada waktu Syekh Abdul Qodir
berziarah ke pusara Rosululloh
SAW. di Madinah Munawwaroh,
setibanya di Madinah langsung
beliau masuk ke ruang pusara
Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang
mulia"(hujroh syarifah).
Selama empat puluh hari beliau
berdiri di hadapan pusara
Rosululloh SAW. Kedua tangannya
diletakkan pada dadanya sambil
bermunajat mengharap rahmat-
Nya, menumpahkan isi hati
nuraninya dengan makna bait
dibawah ini :
ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ
***
ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ
ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ
***
ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ
dzunubi kamaujil bahri bal hiya
aktsaru
kamitslil jibalis Syummi bal hiya
akbaru
walakinnaha 'indal karimi idza
'afaa
janahum minal bu'uudhi bal hiya
ashghoru
Besar dosaku seperti gulungan
ombak dilaut bahkan lebih banyak
tinggi setinggi puncak gunung
syam
bahkan lebih tinggi lagi
namun bila daku Kau ampuni
ringan dosaku seringan sayap
nyamuk
kecil bahkan sekecil amat sangat
Lalu beliau meneruskan munajat
pengharapannya dengan bait
dibawah ini
ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ
***
ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ
ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ
***
ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ
fii halatil bu'di ruuhii kuntu
ursiluhaa
tuqobbilul ardho 'anni wahya
naibaatii
wahadzihi naubatul asybaahi qod
hadhorot famdud yamiinaka kai
tuhzho bihaa syafatii
kala jauh dari kekasih
kuutus roh pengganti diri
ulurkan tanganmu kini kasih
kan kukecup sepuas hati
untuk terima syafaat kekasih
Selesai beliau meluapkan isi hati
nuraninya, tangan Rosululloh SAW.
yang mulia terulur keluar lalu
dipegang, diciumnya sepuas hati,
dan diletakkan pada ubun-ubun
kepala Syekh.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
berziarah ke pusara Rosululloh
SAW. di Madinah Munawwaroh,
setibanya di Madinah langsung
beliau masuk ke ruang pusara
Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang
mulia"(hujroh syarifah).
Selama empat puluh hari beliau
berdiri di hadapan pusara
Rosululloh SAW. Kedua tangannya
diletakkan pada dadanya sambil
bermunajat mengharap rahmat-
Nya, menumpahkan isi hati
nuraninya dengan makna bait
dibawah ini :
ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ
***
ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ
ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ
***
ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ
dzunubi kamaujil bahri bal hiya
aktsaru
kamitslil jibalis Syummi bal hiya
akbaru
walakinnaha 'indal karimi idza
'afaa
janahum minal bu'uudhi bal hiya
ashghoru
Besar dosaku seperti gulungan
ombak dilaut bahkan lebih banyak
tinggi setinggi puncak gunung
syam
bahkan lebih tinggi lagi
namun bila daku Kau ampuni
ringan dosaku seringan sayap
nyamuk
kecil bahkan sekecil amat sangat
Lalu beliau meneruskan munajat
pengharapannya dengan bait
dibawah ini
ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ
***
ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ
ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ
***
ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ
fii halatil bu'di ruuhii kuntu
ursiluhaa
tuqobbilul ardho 'anni wahya
naibaatii
wahadzihi naubatul asybaahi qod
hadhorot famdud yamiinaka kai
tuhzho bihaa syafatii
kala jauh dari kekasih
kuutus roh pengganti diri
ulurkan tanganmu kini kasih
kan kukecup sepuas hati
untuk terima syafaat kekasih
Selesai beliau meluapkan isi hati
nuraninya, tangan Rosululloh SAW.
yang mulia terulur keluar lalu
dipegang, diciumnya sepuas hati,
dan diletakkan pada ubun-ubun
kepala Syekh.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
Jumat, 04 Maret 2011
29. MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN
Ulama Baghdad meriwayatkan,
bahwa di Baghdad ada seorang
ulama', seusai sholat Jum'at
berangkatlah ia diiringi para
santri-santrinya berziarah ke
pemakaman. Ditengah perjalanan
ia menemukan seekor ular hitam
yang sedang melata. Dipukulnya
ular itu dengan tongkat sampai
mati. Setelah ular dibunuh
langsung saja alam sekitar daerah
itu diliputi kabut kelam dan
menjadi gelap.
Para santrinya tambah terkejut
karena gurunya mendadak hilang.
Mereka berusaha mencari ditiap-
tiap tempat namun tidak
ditemukan. Tiba-tiba gurunya
muncul kembali dengan pakaian
serba baru. Mereka heran, dan
segera menghampiri gurunya
sambil menanyakan kejadian yang
dialaminya.
Kemudian diceritakannya bahwa
asal kejadian itu begini
permulaannya "Tadi waktu cuaca
gelap, aku dibawa oleh Jin
menuju sebuah pulau. Lalu aku
dibawa menyelam kedasar laut
menuju suatu daerah kerajaan jin,
dan aku dihadapkan kepada sang
raja jin.
Pada waktu aku bertemu, ia
sedang berdiri diatas singgasan
mahligai kerajaannya.
Dihadapannya membujur sesosok
mayat diatas panca persada yang
sangat indah bentuknya. Kepala
mayat itu pecah, darah mengalir
dari tubuhnya. Sejurus kemudian
sang raja jin bertanya kepada
pengawalnya yang membawa
aku, "Siapa orang yang kau bawa
itu?" Para pengawalnya
menjawab : "Inilah orang yang
telah membunuh putera tuanku
raja". Lalu raja jin menatap tajam
padaku dengan muka marah.
Wajahnya merah padam, dengan
geramnya raja jin menghardikku,
"Mengapa kamu membunuh
anakku yang tidak berdosa?
Bukankah kamu lebih tahu
tentang dosanya membunuh,
padahal kamu katanya seorang
ulama' yang mengetahui masalah-
masalah hukum?!" Dia berkata
dengan suara lantang muka
berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak
tuduhan itu :"Perkara membunuh
anakmu aku tolak, apalagi yang
namanya membunuh, bertemu
mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab :"Kamu tidak
bisa menolak, ini buktinya, para
saksinya juga banyak!" Lalu
dengan tegas tuduhan itu
kusanggah :"Tidak, tidak bisa,
semuanya bohong, itu fitnah
semata!" Para saksi jin
mengusulkan supaya raja
memeriksa darah yang melekat
diujung tongkatnya. Lalu sang
raja bertanya "Itu darah apa yang
ada ditongkatmu?" Aku
menjawab "Darah ini bekas
cipratan darah ular yang
kubunuh." Raja jin berkata
dengan geramnya " Kamu
manusia yang paling bodoh!
Kalau kamu tidak tahu ular itu
anakku!" Dikala itu, aku bingung
tidak bisa menjawab lagi,
sehingga aku pusing, bumi dan
langit terasa sempit karena sulit
mencari jalan pemecahannya, raja
jin melirik kepada seorang hakim
selaku aparatnya seraya berkata
"Manusia ini sudah mengakui
kesalahannya, ia telah membunuh
anakku, kamu harus segera
memutuskan hukumannya yaitu
ia harus dibunuh!" Setelah jatuh
keputusan, aku diserahkan
kepada seorang algojo. Pada
waktu kepalaku akan dipancung,
algojo sedang mengayunkan
pedangnya kearah leherku, tiba-
tiba muncul seorang laki-laki
tampan bercahaya sambil
berseru : "Berhenti! Sekali-kali
jangan kau bunuh orang ini, ia
murid Syekh Abdul Qodir" sambil
matanya menatap raja jin dengan
sorotan tajam. Lalu ia berkata :
"Coba apa jawabanmu kepada
Syekh kalau beliau marah padamu
karena membunuh muridnya?"
Raja jin melirik ke arahku sambil
berkata "Karena aku
menghormati dan memuliakan
Syekh, dosamu yang begitu besar
kuampuni, dan kamu bebas dari
hukuman! Tetapi sebelum kau
pulang, kamu harus jadi imam
sholat umtuk
menyembahyangkan mayat
anakku almarhum dan bacakan
istighfar mohon diampuni
dosanya. Setelah selesai
menyembahyangkan, pada waktu
pulang aku diberi hadiah pakaian
bagus dan diantarkan ketempat
semula tadi".
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
bahwa di Baghdad ada seorang
ulama', seusai sholat Jum'at
berangkatlah ia diiringi para
santri-santrinya berziarah ke
pemakaman. Ditengah perjalanan
ia menemukan seekor ular hitam
yang sedang melata. Dipukulnya
ular itu dengan tongkat sampai
mati. Setelah ular dibunuh
langsung saja alam sekitar daerah
itu diliputi kabut kelam dan
menjadi gelap.
Para santrinya tambah terkejut
karena gurunya mendadak hilang.
Mereka berusaha mencari ditiap-
tiap tempat namun tidak
ditemukan. Tiba-tiba gurunya
muncul kembali dengan pakaian
serba baru. Mereka heran, dan
segera menghampiri gurunya
sambil menanyakan kejadian yang
dialaminya.
Kemudian diceritakannya bahwa
asal kejadian itu begini
permulaannya "Tadi waktu cuaca
gelap, aku dibawa oleh Jin
menuju sebuah pulau. Lalu aku
dibawa menyelam kedasar laut
menuju suatu daerah kerajaan jin,
dan aku dihadapkan kepada sang
raja jin.
Pada waktu aku bertemu, ia
sedang berdiri diatas singgasan
mahligai kerajaannya.
Dihadapannya membujur sesosok
mayat diatas panca persada yang
sangat indah bentuknya. Kepala
mayat itu pecah, darah mengalir
dari tubuhnya. Sejurus kemudian
sang raja jin bertanya kepada
pengawalnya yang membawa
aku, "Siapa orang yang kau bawa
itu?" Para pengawalnya
menjawab : "Inilah orang yang
telah membunuh putera tuanku
raja". Lalu raja jin menatap tajam
padaku dengan muka marah.
Wajahnya merah padam, dengan
geramnya raja jin menghardikku,
"Mengapa kamu membunuh
anakku yang tidak berdosa?
Bukankah kamu lebih tahu
tentang dosanya membunuh,
padahal kamu katanya seorang
ulama' yang mengetahui masalah-
masalah hukum?!" Dia berkata
dengan suara lantang muka
berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak
tuduhan itu :"Perkara membunuh
anakmu aku tolak, apalagi yang
namanya membunuh, bertemu
mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab :"Kamu tidak
bisa menolak, ini buktinya, para
saksinya juga banyak!" Lalu
dengan tegas tuduhan itu
kusanggah :"Tidak, tidak bisa,
semuanya bohong, itu fitnah
semata!" Para saksi jin
mengusulkan supaya raja
memeriksa darah yang melekat
diujung tongkatnya. Lalu sang
raja bertanya "Itu darah apa yang
ada ditongkatmu?" Aku
menjawab "Darah ini bekas
cipratan darah ular yang
kubunuh." Raja jin berkata
dengan geramnya " Kamu
manusia yang paling bodoh!
Kalau kamu tidak tahu ular itu
anakku!" Dikala itu, aku bingung
tidak bisa menjawab lagi,
sehingga aku pusing, bumi dan
langit terasa sempit karena sulit
mencari jalan pemecahannya, raja
jin melirik kepada seorang hakim
selaku aparatnya seraya berkata
"Manusia ini sudah mengakui
kesalahannya, ia telah membunuh
anakku, kamu harus segera
memutuskan hukumannya yaitu
ia harus dibunuh!" Setelah jatuh
keputusan, aku diserahkan
kepada seorang algojo. Pada
waktu kepalaku akan dipancung,
algojo sedang mengayunkan
pedangnya kearah leherku, tiba-
tiba muncul seorang laki-laki
tampan bercahaya sambil
berseru : "Berhenti! Sekali-kali
jangan kau bunuh orang ini, ia
murid Syekh Abdul Qodir" sambil
matanya menatap raja jin dengan
sorotan tajam. Lalu ia berkata :
"Coba apa jawabanmu kepada
Syekh kalau beliau marah padamu
karena membunuh muridnya?"
Raja jin melirik ke arahku sambil
berkata "Karena aku
menghormati dan memuliakan
Syekh, dosamu yang begitu besar
kuampuni, dan kamu bebas dari
hukuman! Tetapi sebelum kau
pulang, kamu harus jadi imam
sholat umtuk
menyembahyangkan mayat
anakku almarhum dan bacakan
istighfar mohon diampuni
dosanya. Setelah selesai
menyembahyangkan, pada waktu
pulang aku diberi hadiah pakaian
bagus dan diantarkan ketempat
semula tadi".
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.
Langganan:
Postingan (Atom)