Jumat, 04 Maret 2011

29. MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN

Ulama Baghdad meriwayatkan,
bahwa di Baghdad ada seorang
ulama', seusai sholat Jum'at
berangkatlah ia diiringi para
santri-santrinya berziarah ke
pemakaman. Ditengah perjalanan
ia menemukan seekor ular hitam
yang sedang melata. Dipukulnya
ular itu dengan tongkat sampai
mati. Setelah ular dibunuh
langsung saja alam sekitar daerah
itu diliputi kabut kelam dan
menjadi gelap.
Para santrinya tambah terkejut
karena gurunya mendadak hilang.
Mereka berusaha mencari ditiap-
tiap tempat namun tidak
ditemukan. Tiba-tiba gurunya
muncul kembali dengan pakaian
serba baru. Mereka heran, dan
segera menghampiri gurunya
sambil menanyakan kejadian yang
dialaminya.
Kemudian diceritakannya bahwa
asal kejadian itu begini
permulaannya "Tadi waktu cuaca
gelap, aku dibawa oleh Jin
menuju sebuah pulau. Lalu aku
dibawa menyelam kedasar laut
menuju suatu daerah kerajaan jin,
dan aku dihadapkan kepada sang
raja jin.
Pada waktu aku bertemu, ia
sedang berdiri diatas singgasan
mahligai kerajaannya.
Dihadapannya membujur sesosok
mayat diatas panca persada yang
sangat indah bentuknya. Kepala
mayat itu pecah, darah mengalir
dari tubuhnya. Sejurus kemudian
sang raja jin bertanya kepada
pengawalnya yang membawa
aku, "Siapa orang yang kau bawa
itu?" Para pengawalnya
menjawab : "Inilah orang yang
telah membunuh putera tuanku
raja". Lalu raja jin menatap tajam
padaku dengan muka marah.
Wajahnya merah padam, dengan
geramnya raja jin menghardikku,
"Mengapa kamu membunuh
anakku yang tidak berdosa?
Bukankah kamu lebih tahu
tentang dosanya membunuh,
padahal kamu katanya seorang
ulama' yang mengetahui masalah-
masalah hukum?!" Dia berkata
dengan suara lantang muka
berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak
tuduhan itu :"Perkara membunuh
anakmu aku tolak, apalagi yang
namanya membunuh, bertemu
mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab :"Kamu tidak
bisa menolak, ini buktinya, para
saksinya juga banyak!" Lalu
dengan tegas tuduhan itu
kusanggah :"Tidak, tidak bisa,
semuanya bohong, itu fitnah
semata!" Para saksi jin
mengusulkan supaya raja
memeriksa darah yang melekat
diujung tongkatnya. Lalu sang
raja bertanya "Itu darah apa yang
ada ditongkatmu?" Aku
menjawab "Darah ini bekas
cipratan darah ular yang
kubunuh." Raja jin berkata
dengan geramnya " Kamu
manusia yang paling bodoh!
Kalau kamu tidak tahu ular itu
anakku!" Dikala itu, aku bingung
tidak bisa menjawab lagi,
sehingga aku pusing, bumi dan
langit terasa sempit karena sulit
mencari jalan pemecahannya, raja
jin melirik kepada seorang hakim
selaku aparatnya seraya berkata
"Manusia ini sudah mengakui
kesalahannya, ia telah membunuh
anakku, kamu harus segera
memutuskan hukumannya yaitu
ia harus dibunuh!" Setelah jatuh
keputusan, aku diserahkan
kepada seorang algojo. Pada
waktu kepalaku akan dipancung,
algojo sedang mengayunkan
pedangnya kearah leherku, tiba-
tiba muncul seorang laki-laki
tampan bercahaya sambil
berseru : "Berhenti! Sekali-kali
jangan kau bunuh orang ini, ia
murid Syekh Abdul Qodir" sambil
matanya menatap raja jin dengan
sorotan tajam. Lalu ia berkata :
"Coba apa jawabanmu kepada
Syekh kalau beliau marah padamu
karena membunuh muridnya?"
Raja jin melirik ke arahku sambil
berkata "Karena aku
menghormati dan memuliakan
Syekh, dosamu yang begitu besar
kuampuni, dan kamu bebas dari
hukuman! Tetapi sebelum kau
pulang, kamu harus jadi imam
sholat umtuk
menyembahyangkan mayat
anakku almarhum dan bacakan
istighfar mohon diampuni
dosanya. Setelah selesai
menyembahyangkan, pada waktu
pulang aku diberi hadiah pakaian
bagus dan diantarkan ketempat
semula tadi".
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﺎ ***
ﻭﺀﻣﺪﻧﺎ ﺑﺎﺳﺮﺭﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﻣﻜﺎﻥ
Allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi
asrorihi fii kulli waqtiu
wamakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar